Gerakan Jaga Indonesia Gelar Halal Bihalal 1 Syawal 1442 H dan Silahtuhrahmi Pejuang Tangguh Merah Putih
Jakarta, Gramediapost.com
Gerakan Jaga Indonesia (GJI) menggelar Halal Bihalal 1 Syawal 1442 H dan Silahtuhrahmi Pejuang Tangguh Merah Putih di Wisma Daria Jln Iskandar Syah No. 7., Jakarta (21/5/21). Acara Halal Bihalal dan silaturahmi ini digelar secara sederhana, dengan protokol kesehatan yang ketat, dan diikuti oleh sekitar 40 anggota serta simpatisan GJI.
Dalam kata sambutannya, Ketua Umum Gerakan Jaga Indonesia (GJI), Budi Jarot, menyatakan,”Sekarang Indonesia dalam bahaya. Karena Presiden kita dikelililingi oleh oligarki. Banyak orang yang berusaha mengatur Pak Jokowii ke arah yang salah. Karena itu, kita harus memberikan masukan masukan kontribusi pemikiran pada pemerintah. Apabila ada yang salah harus diberikan teguran dan tidak boleh didiamkan saja.”
Ungkap Budi Jarot lebih lanjut,”Memang sudah banyak prestasi yang telah ditoreh oleh Pemerintahan Jokowi, seperti pembangunan infrastruktur-infrastruktur yang sangat fenomenal, akan tetapi saat ini pemerintahan Jokowi boleh dikatakan masih ada kekurangan kekurangan yang perlu diperbaiki.”
Dalam acara Halal Bihalal ini, beberapa aktifis GJI turut memberikan masukan dan pendapat tentang situasi kehidupan nasional saat ini.
Kang Arie Seniman dan Budayawan dari Bandung mengatakan,”Pemerintahan sekarang masih memakai sistim Amerika. Indonesia itu sistimnya tidak jalan maupun ekonomi serta hukumnya. Jadi pelaksanaan manajenen Pancasila dan UUD’45 serta hukum adat harus bisa berjalan dengan baik.Jadi sistim Indonesia dalam bahaya dimana tidak dapat memenuhi kebutuhan kemanusiaan seperti nelayan asing masuk ke wilayah laut nusantara.”
Sementara itu, poltikus Bapak Timoti mengatakan,” Di organisasi Gerakan Jaga Indonesia akan ditekankan memberikan hasil nyata dalam setiap ada masalah.Kesempurnaan itu baru didapat bila kita bersama sama melakukannya.Budaya Nusantara harus dapat membangun dan budaya luar harus ditinggalkan yang tidak sesuai.”
Pak Andi Analta mengatakan, “Sejatinya semua umat yang mencintai Tuhan, harus mencintai seluruh manusia dan mahluk hidup lainnya. Sikap toleran, harmonis, gotong royong dan saling menghormati harus tetap menjadi spirit jati diri bangsa Indonesia agar bisa tetap eksis di masa depan.”
Sedang Mas Sapto lebih menekankan spiritual harus lebih ditingkatkan.
(Supriyadi dan Nur Tanjung)
Gereja & Masyarakat Marjinal
Post Views: 4,782 Gereja & Masyarakat Marjinal