Jakarta, 18 Desember 2025 — Wakil Ketua Komite Tetap Pengadaan Jasa Konstruksi Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Immanuel Bonardo Hutagalung, menegaskan pentingnya adaptasi, manajemen risiko, dan penguatan tata kelola usaha bagi pelaku jasa konstruksi nasional dalam menghadapi tantangan tahun 2026.
Hal tersebut disampaikannya saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional “Dinamika Pasar Konstruksi Nasional dan Persepsi Risiko Usaha Jasa Konstruksi Tahun 2026” yang digelar di Gedung Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum, Kamis (18/12/2025).
Immanuel menyoroti bahwa sektor jasa konstruksi berada pada fase krusial akibat perubahan kebijakan fiskal, dinamika proyek infrastruktur, serta meningkatnya risiko usaha yang dipengaruhi faktor ekonomi global dan domestik.
“Tahun 2026 akan menjadi periode penentu bagi industri jasa konstruksi. Pelaku usaha tidak bisa lagi mengandalkan pola lama, tetapi harus adaptif, profesional, dan mampu membaca risiko secara komprehensif,” ujar Immanuel.
Ia menjelaskan bahwa persepsi risiko usaha jasa konstruksi saat ini tidak hanya berkaitan dengan aspek teknis proyek, tetapi juga mencakup risiko pengadaan, pembiayaan, kepastian pembayaran, hingga keberlanjutan usaha di tengah persaingan yang semakin ketat.
Menurut Immanuel, KADIN mendorong adanya perbaikan ekosistem pengadaan jasa konstruksi agar lebih transparan, adil, dan berorientasi pada keberlanjutan usaha, khususnya bagi badan usaha nasional dan pelaku usaha menengah-kecil.
Sektor konstruksi merupakan mesin utama pembangunan, yang menyerap banyak tenaga kerja, menggerakkan rantai pasok nasional, dan menjadi penghubung antara kebijakan fiskal dan aktivitas ekonomi riil, tambahnya.
Immanuel meyakini kebijakan pemerintah mendukung pertumbuhan industri, peningkatan pertumbuhan ekonomi. Yang pasti setiap pihak, setiap aspek akan memperbaiki diri, memperbaiki kondisi yang ada supaya bisa lebih baik lagi di 2026.
“Kolaborasi antara pemerintah, asosiasi, dan pelaku usaha adalah kunci agar industri jasa konstruksi nasional tetap kuat, berdaya saing, dan berkontribusi optimal bagi pembangunan nasional,” pungkasnya.











