Come & See Pictures Hadirkan Film “Legenda Kelam Malin Kundang”, Legenda Cerita Rakyat Dibalut Thriller Misteri

banner 468x60

Jakarta, Cosmopilitanpost.com

Jakarta, 17 November 2025 – Joko Anwar bersama Come and See Pictures selalu menyajikan gagasan sinematik yang menyegarkan dan berani pada setiap karya terbarunya.

Dalam film thriller terbaru yang ia produseri berjudul Legenda Kelam Malin Kundang, disutradarai Kevin Rahardio dan Rafki Hidayat, menjadi reinterpretasi yang fresh dari legenda cerita rakyat paling populer Indonesia, Malin Kundang.

Film in menghadirkan sebuah misteri yang mengungkap apa yang sebenarnya terjadi dari sebuah peristiwa traumatik antar generasi.

Selama ini, rakyat Indonesia mengenal sook Malin Kundang sebagai anak durhaka yang lupa pada ibunya setelah pergi merantau. Namun, kita tak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi hingga Malin dikutuk menjadi batu. Melalui interpretasi yang berani, film Legenda Kelam Malin Kundang menyajikan sebuah alternatif cerita yang akan membuat penonton berpikir ulang tentang apa yang selama ini diyakini!

Mengikuti kisah Alif (Rio Dewanto), seniman micro painting yang baru saja pulih dari kecelakaan dan harus berjuang dengan mengingat memorinya, tiba-tiba harus menerima kedatangan perempuan yang mengaku sebagai ibunya.

Alif sama sekali tak mengingat wajah sang ibu, yang a tinggal pergi merantau 18 tahun silam. Alif pun terseret masuk ke dalam sebuah rahasia kelam.
Dari lorong-lorong sumpek di Jakarta hingga memento yang terserak di balik karya-karya micro painting-nya, Alif menelusuri rahasia kelam nan mencekam tentang masa lalunya.

Membawa penonton pada sebuah kisah yang belum pernah dibayangkan, kisah traumatik yang akan membuka mata kita tentang kebenaran yang tak hanya memiliki dua dimensi.

Dikemas dengan genre thriller-misteri, Legenda Kelam Malin Kundang memberikan tontonan menghibur dan mendebarkan hingga akhir.

Membawa penonton untuk menebak siapa sebenarnya Alif dan keluarganya, apa yang terjadi padanya, dan mengapa Alif melupakan ibunya?

Bak labirin di perkampungan ibukota yang selalu membawa kita pada jalan keluar baru, Legenda Kelam Malin Kundang juga mengundang penonton untuk berdiskusi tentang kemungkinan-kemungkinan baru dari kebenaran yang selama ini kita yakini.

Produser, penulis, dan editor film Legenda Kelam Malin Kundang Joko Anwar mensungkapkan film ini berupaya untuk menggali warisan trauma yang terjadi lintas generasi. Sekaligus mereleksikan apa yang terjadi di lingkungan keluarga sebagai cerminan situasi bangsa.

“Hubungan antargenerasi orangtua dan anak adalah hal yang paling relevan saat ini untuk kita bicarakan. Dalam sebuah negara, kualitas masyarakat ditentukan dari level unit terkecil, keluarga. Apakah sebuah keluarga berkualitas, itu ditentukan dari dinamika orangtua dan anak, dan relasi tersebut yang paling krusial dan urgen untuk kami angkat di film ini,” kata Joko Anwar saat press conference usai pemutaran film di epicentrum XXI, Jakarta. (17/11/25)

“Kita semua sedang berhadapan dengan trauma yang diwariskan dari generasi sebelumnya. Film ini menjadi pintu masuk untuk bisa mengingatkan bahwa terkadang kita harus melihat masala kita sebagai individu sebagai kemungkinan bagian dari masalah yang ada dalam tatanan generasi sehingga ada generational gap,” lanjut Joko.

Legenda Kelam Malin Kundang diproduseri Joko Anwar bersama Tia Hasibuan, serta diproduksi bersama jajaran kru yang memproduksi Siksa Kubur dan Pengepungan di Bukit Duri-film yang meraih nominasi Piala Citra FFI 2025 terbanyak (12 nominasi).

Film in sekaligus menandai debut penyutradaraan film panjang duo sineas muda Rafki Hidayat dan Kevin Rahardjo.

Keduanya sebelumnya telah memproduksi film-film pendek dan telah terlibat di berbagai produksi film layar lebar di luar divisi penyutradaraan. Selain menyutradarai, Rafki juga menulis naskah film ini bersama Joko Anwar dan Aline Djayasukmana.

Bagi Rafki dan Kevin, dipercaya Joko Anwar untuk menggarap film yang diproduserinya adalah tanggung jawab yang harus dijawab dengan standar kualitas tinggi. Dan keduanya berupaya untuk tetap menjaga standar kualitas film-film produksi Come and See Pictures dengan mempersiapkannya secara matang.

“Come and See Pictures telah memproduksi film-film yang terbukti dicintai oleh penonton, dibuktikan dengan capaian di box office maupun penghargaan secara kritis. Untuk itu, kami harus menjaga level tersebut. Meski tekanan, tetapi kami bekerja sama dengan para kru yang telah lama bekerja sama dengan Joko Anwar, sehingga kami sangat terbantu dan membuat proses syuting berjalan secara efektif,”  ujar sutradara dan penulis Rafki Hidayat.

“Sejak awal kami sudah merencanakan film ini dengan matang. Kami membuat videoboard yang juga ini akan memudahkan saat proses syuting. Dalam proses menggarap film ini, dan menyutradarai berdua dengan Rafki, kami banyak berdiskusi baik itu teknis seperti treatment hingga shot agar prosesnya berjalan lancar. Kami ingin Legenda Malin Kundang menjadi film yang terbaik, bekerja sama dengan Come and See Pictures dan Joko Anwar tentu kami ingin tetap memberikan standar kualitas yang bagus,” ujar sutradara Kevin Rahardjo.

Legenda Kelam Malin Kundang dibintangi oleh Rio Dewanto, Faradina Mufti, Vonny Anggraini, Jordan Omar, Sultan Hamonangan, Gambit Saifullah, Nova Eliza, dan Tony Merle.

Rio Dewanto, pemeran utama film in menuturkan kolaborasinya bersama Rafki dan Kevin berjalan dengan mulus. Keduanya mampu mengerjakan secara rapi, sehingga sebagai aktor ia menjalankan visi dua sutradara dengan jelas.

la menambahkan, karakterisasinya sebagai seniman micro painting juga sangat unik. Sesuatu yang baru dan jarang diangkat sebagai latar karakter di dalam film.

“Profesi micro painter in dihadirkan bukan hanya sebagai latar belakang, tetapi juga sebagai refleksi dari Alif dalam memandans dunia dengan detail, sabar, dan penuh lapisan makna. Ini akan menjadi bagian dari teka-teki yang bisa penonton temukan sepanjang film,” kata Rio Dewanto.

Sementara itu, bagi Faradina, juga merasakan hal sama dengan Rio. Bekerja sama dengan Rafki dan Kevin memberinya kepastian proses kerja film yang efektif dan efisien. Faradina memerankan karakter Nadine, istri dari Alif, yang juga menjadi jangkar dari perjalanan emosional di film ini.

“Ini adalah film panjang pertama Rafki dan Kevin. Namun, karena dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan dijalankan dengan hati, para pemeran termasuk aku pun bisa menerima semua visi dengan jelas dan ikhlas. Kami sebagai aktor tinggal melengkapi 40% yang 60% yang sudah disiapkan dengan matang oleh Rafki dan Kevin, syuting pun berjalan dengan efisien, sehingga aku pun dengan mudah mengembangkan karakter Nadine,” ujar Faradina Mufti.

Come and See Pictures memproduksi film Legenda Kelam Malin Kundang bekerja sama dengan Rapi Films dan Legacy Pictures, dengan Barunson E&A sebagai world sales agent.

Film Legenda Kelam Malin Kundang mulai 27 November di bioskop!

[Red-Hendra]

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *