SURAT TERBUKA & MANIFESTO RAKYAT:
“INI BUKAN PROSTITUSI, INI PERAMPOKAN!”
(Suara Jujur dari Lapangan: Hasil Investigasi MEGAPOLITAN STRATEGIS
INDONESIA & KOMITE PENDUKUNG PENGAWAS PRESISI (KP3) POLRI)
CELOTEH ABAH:
Kepada Yth.
Seluruh Rakyat Indonesia,
Bapak Presiden Republik Indonesia, Bapak
Kapolri,
Para Gubernur se-Indonesia (khususnya DKI
Jakarta, Jawa Barat, Banten), serta PIMPINAN
DPR , KOMISI TERKAIT DAN FRAKSI PARTAI
PARTAI dan Pimpinan Lembaga Negara
Penegak Hukum dan Perlindungan HAM.
Saudara-saudaraku
sebangsa dan setanah air,
Izinkan “Abah berceloteh dengan harapan bisa
menggerakkan masyarakat soal fenomena yang
banyak membuat masalah” sekalipun penulis yang berceloteh dimana Abah bicara.
Bukan sebagai pejabat, tapi sebagai praktisi, aktivis, dan warga negara yang sudah muak melihat
borok ini menggerogoti bangsa kita dari dalam.
Mari kita semua berkenan Buka mata, telinga, dan hati nurani kita lebar-lebar. Saat ini, di depan
hidung kita, fenomena maraknya di kamar-kamar kos, apartemen, hingga rumah-rumah
penduduk di kota kita, ada jaringan kejahatan terorganisir yang beroperasi secara
terang-terangan, berlindung di balik tabir “kenakalan” dan transaksi seksual Prostitusi via
aplikasi.
Saya harus katakan ini dengan lantang, dengan bukti di tangan: Apa yang terjadi di aplikasi
MiChat BUKAN LAGI SEKADAR PROSTITUSI! INI ADALAH PERAMPOKAN SISTEMATIS!
INI ADALAH KEJAHATAN TERHADAP KEMANUSIAAN!
Ini bukan lagi soal moral atau “dosa” pribadi. Ini adalah soal KESELAMATAN PUBLIK yang
akut. Ini adalah soal PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA yang paling fundamental. Ini
adalah soal PREDATOR KEPARAT yang berkeliaran bebas, menghancurkan mental,
merampas harta, dan yang paling keji: menjadikan anak-anak di bawah umur sebagai objek eksploitasi seksual dan kriminal.
Pertanyaannya menggema: Mana itu suara lembaga-lembaga negara yang seharusnya
menjadi garda terdepan perlindungan, yang dibayar dari uang rakyat?
Mana itu peran
Komnas Anak, Komnas Perempuan, Komnas HAM, dan semua lembaga “terompet” yang
lantang pada kasus-kasus aneh yang seringkali bias kepentingan, namun mendadak bisu
dan tumpul saat melihat wabah eksploitasi ABG usia 13-20 tahun ini merajalela?
Peran
kalian TIDAK TERASA dan TIDAK MENYENTUH akar persoalan! Ini saatnya kita
mempertanyakan keberadaan dan efektivitas kalian! Kalian ada untuk siapa?!
BAGIAN 1: ANATOMI KEJAHATAN DI DEPAN MATA (Modus Operandi Terbukti di Lapangan)
Selama ini, kita mungkin hanya mendengar cerita. Kini, kami hadirkan fakta lapangan dari
investigasi yang kami lakukan. Ini adalah Model Bisnis Kejahatan yang terstruktur rapi dan
beroperasi secara masif:
1. UMPAN MANIS (OPERATOR SINDIKAT):
Di garda depan, ada “Operator” atau admin
yang bekerja secara terorganisir. Mereka mencuri foto-foto wanita cantik, membuat profil
palsu di MiChat, dan menawarkan tarif murah yang “mustahil ditolak” untuk memancing
korban.
2. KAMAR JEBAKAN (LOKASI OPERASI NOMADEN): Korban lalu diarahkan ke “kamar
jebakan”. Ini bukan sembarang tempat. Hasil investigasi tim lapangan kami, yang
turun langsung menyamar sebagai konsumen/agen di Jabodetabek, membuktikan:
Lokasi-lokasi ini adalah hotel-hotel kelas melati yang bertebaran di seluruh Jakarta
(misalnya Hotel Win di Blok M), losmen atau kos-kosan di Panglima Polim, Cipete,
Puri Caglak Condet, PGC, Cawang, hingga ke daerah Bogor dan Bekasi.
Bahkan, sindikat ini beroperasi di rumah-rumah penduduk dengan kamuflase kos-kosan!
Mereka berpindah-pindah (nomaden) untuk menghindari jejak dan deteksi.
3. UMPAN PADA SASARAN (PEREMPUAN DI LOKASI): Di dalam kamar, seorang
perempuan (yang seringkali jauh berbeda dari foto profil yang dipajang) menyambut
korban. Tugasnya jelas: mengunci pintu dan memberi sinyal kepada “Tim Gebrak”
○ FAKTA LAPANGAN MENGERIKAN: Di lokasi seperti Hotel Win di Blok M, tim kami menemukan puluhan ABG (Anak Baru Gede) yang rata-rata berusia 13 sampai 20 tahun ‘disimpan’ di kamar-kamar tersebut, siap menjadi umpan.
Mereka dikelola oleh operator dan dijaga ketat oleh pria-pria berbadan besar, kerap kali berkulit gelap asal timur, yang memastikan ‘bisnis’ berjalan lancar dan tak
ada korban yang berani melawan
4. SAAT MENCABUT NYAWA (TIM GEBRAK/EKSEKUTOR):
Begitu korban lengah, 3-5
pria “Eksekutor” akan mendobrak atau menggebrak pintu. Mereka berperan sebagai
“suami”, “kakak”, “bos”, atau bahkan “aparat palsu”.
Mereka tidak hanya merampas HP, dompet, dan jam tangan! Mereka MERAMPAS
SELURUH HARTA, MASA DEPAN, DAN HARGA DIRI ANDA! Korban dipukuli, diancam senjata tajam, dilumpuhkan, dan yang paling keji: DIREKAM DALAM KONDISI TELANJANG.
Mereka dipaksa membuka M-Banking dan menguras seluruh saldo. Anda diperas dua kali:
sekali dengan pisau di kamar, sekali lagi dengan ancaman video di kemudian hari.
Ini adalah HOROR NYATA yang dialami warga kita setiap hari!
BAGIAN 2: SUARA KORBAN (YANG KITA ABAIKAN)
Sebut saja “Budi”, seorang karyawan swasta. Tergoda foto, ia datang ke kosan. Belum 5 menit,
kamarnya didobrak. Sisa gajinya 3 juta, HP, dan dompetnya ludes. Dia dipukuli.
Tapi bukan itu yang terparah. “Kalau lapor, video lo nyebar,” ancam pelaku. Budi pulang jalan
kaki, hancur, trauma, dan memilih diam. Siapa yang akan percaya? Siapa yang akan melindungi?
Ini adalah KEJAHATAN SEMPURNA. Pelaku tahu korbannya adalah pria hidung belang yang
PASTI MALU MELAPOR.
Mereka malu pada keluarga, istri, anak-anak, bahkan pada polisi.
Mereka adalah korban, tapi mereka merasa seperti aib. Dan para predator ini, mereka berpesta
BAGIAN 3: RACUN YANG MENYEBAR: DAMPAK PADA LINGKUNGAN, MORAL, &
HUKUM KITA
Jangan kira ini hanya masalah individu. Sindikat ini adalah KANKER SOSIAL yang merusak
setiap sendi masyarakat dan melahirkan bencana baru:
1. HANCURNYA RASA AMAN DI LINGKUNGAN:
Pikirkan lingkungan kita. Apartemen
yang seharusnya menjadi hunian keluarga, kini kamar-kamarnya disewa harian oleh
sindikat. Kos-kosan yang dulu diisi mahasiswa dan karyawan, kini menjadi sarang preman dan tempat transit kejahatan. Warga hidup dalam ketakutan, curiga pada setiap wajah baru. Mereka telah mengubah rumah kita menjadi ‘zona merah’ kejahatan
.
2. LAHIRNYA KRIMINALITAS BARU:
Kejahatan ini adalah ‘induk’ yang melahirkan
‘anak-anak kejahatan’ lainnya. Di mana ada sindikat ini, di situ ada peredaran narkoba,
premanisme wilayah, pencucian uang, dan berbagai tindak kriminal turunan. Ini adalah
ekosistem kriminal yang melahirkan generasi baru penjahat yang lebih kejam.
3. KEBOBROKAN MORAL GENERASI MUDA & EKSPLOITASI ANAK MASIF:
Yang
paling menyakitkan dan memprihatinkan, mereka meracuni anak-anak kita. ABG usia 13 hingga 20 tahun dijadikan objek eksploitasi seksual dan kriminal. Anak-anak di
bawah umur melihat ‘Open BO’ sebagai jalan pintas untuk gaya hidup instan. Moralitas
diobral. Pergaulan bebas dianggap ‘lumrah’. Kita sedang menyaksikan generasi kita
hancur moralnya di depan mata, bahkan menjadi korban langsung kejahatan ini.
BAGIAN 4: PENGKHIANATAN SISTEMIK & MAFIA! (TEMUAN INVESTIGASI)
Sekarang, mari kita bicara jujur, berdasarkan bukti yang tak terbantahkan. Kenapa kejahatan yang polanya begitu jelas, begitu berulang di setiap kota, dan dampaknya begitu merusak, sangat sulit diberantas?
Apakah aparat kita tidak mampu?
MUSTAHIL. Apakah mereka tidak tahu? OMONG KOSONG BESAR!
Hanya ada satu jawaban logis yang menampar wajah kita:
MEREKA SENGAJA ‘DIBIARKAN’ HIDUP, KARENA ADA KEPENTINGAN YANG BERMAIN!
HASIL INVESTIGASI DAN SURVEI OLEH MEGAPOLITAN STRATEGIS INDONESIA (MSI) bekerjasama dengan KOMITE PENDUKUNG DAN PENGAWAS PRESISI (KP3) POLRI di
Jabodetabek (khususnya DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten), serta sampling polling di
kota-kota lain, mengungkapkan data yang sangat mengkhawatirkan dan menggugah:
1. MENJAMURNYA BISNIS ESEK PLUS KRIMINAL:
● Peningkatan Signifikan: Dalam 5 tahun terakhir, terindikasi peningkatan aktivitas bisnis
esek-esek berkedok kriminal ini mencapai lebih dari 150% di wilayah DKI Jakarta, Jawa
Barat, dan Banten.
● Penyebab Utama: Survei menunjukkan pemicu utama adalah kemudahan anonimitas
aplikasi (MiChat) dan rendahnya risiko penindakan hukum bagi pelaku utama,
ditambah desakan ekonomi.
● Masalah & Masukan Masyarakat: Masyarakat di ketiga provinsi ini sangat merasakan
penurunan rasa aman (78%), keresahan moral (85%) terutama bagi remaja, dan penurunan citra lingkungan (69%). Masukan utama adalah penegakan hukum yang
konsisten dan menyentuh akar masalah, bukan sekadar penangkapan pelaku
lapangan.
2. DUGAAN KUAT PERAN OKNUM APARAT, ELIT, DAN PARPOL SEBAGAI SUMBER
LOGISTIK/BEKING (MAFIA):
● Indikasi Kuat Adanya Mafia: Hasil investigasi dan polling menunjukkan dugaan kuat
adanya peran oknum aparat, bahkan elit politik atau parpol tertentu, dalam
membiarkan atau mendapatkan keuntungan dari “bisnis” haram ini.
● Modus ‘Komersialisasi Pengamanan’ & Pemerasan Sistematis: Lebih dari 60%
responden percaya ada oknum yang mengambil keuntungan. Modusnya beragam: dari
‘setoran’ mingguan yang mengalir ke atas, merubah kasus penindakan menjadi
‘pembinaan’ (yang ujungnya uang haram), hingga menjadi sumber logistik atau
‘beking’ yang menjamin operasi sindikat tetap aman. Yang paling biadab, terindikasi
adanya oknum
yang seharusnya
menindak, justru
menyalahgunakan
kewenangannya dengan ‘mengambil alih’ bisnis haram tersebut atau memeras balik
para pelaku lapangan. Ini bukan lagi sekadar pembiaran, ini adalah kolusi dan
kejahatan di dalam kejahatan!
● Sumber Logistik & Dana Politik: Uang dari perampokan, pemerasan, dan eksploitasi ini
tidak hanya mengalir ke pelaku lapangan. Ada indikasi kuat menjadi sumber logistik
ilegal atau bahkan dana politik bagi pihak-pihak tertentu yang melindungi mereka. Ini
adalah ancaman nyata terhadap integritas penegakan hukum, moral bangsa, dan bahkan
demokrasi kita!
Ini adalah PENGKHIANATAN TERHADAP SUMPAH JABATAN DAN AMANAH RAKYAT!
BAGIAN 5: SERUAN ADUAN TERBUKA KEPADA NEGARA! (Mencari Keadilan yang
Hilang)
Maka dengan ini, atas nama MEGAPOLITAN STRATEGIS INDONESIA dan KOMITE
PENDUKUNG PENGAWAS PRESISI (KP3) POLRI, kami sampaikan SERUAN ADUAN
TERBUKA ini, dengan penuh desakan dan keberanian:
SURAT TERBUKA
Kepada Yth.
Bapak Presiden Republik Indonesia, Lihatlah rakyatmu! Dengarkan jeritan para korban! Ini
bukan lagi sekadar delik asusila, ini adalah wabah perampokan terorganisir yang merusak
mental, ekonomi, dan keamanan lingkungan warga Anda. Ini adalah eksploitasi anak yang
terang-terangan dan keji!
Moral bangsa ini sedang dipertaruhkan ketika kejahatan bisa dibeli
dan dilindungi. Negara tidak boleh kalah oleh premanisme dan mafia yang berada di dalam
sindikasi modus ini! Usut tuntas dalangnya! Jangan biarkan kedaulatan hukum dan moralitas
bangsa tercabik-cabik oleh segelintir bajingan!
Kepada Yth. Bapak Kapolri dan Jajaran Kepolisian Negara Republik Indonesia,
Di mana PRESISI Anda? Rakyat Anda dirampok, dianiaya, dan diperas di wilayah hukum Anda!
Lingkungan kami menjadi sarang penjahat, anak-anak kami (khususnya ABG usia 13-20 tahun) menjadi korban eksploitasi seksual dan kriminalitas! Ini adalah kegagalan menciptakan
ketertiban umum. Kami di KP3 Polri hadir untuk mendukung Polri yang bersih, yang Presisi.
Temuan ini adalah bukti cinta kami pada institusi, sekaligus cambuk keras agar Anda berbenah rakyat menuntut anda
SEGERA BERTINDAK! Selamatkan moral generasi ini dan buktikan bahwa hukum masih
menjadi panglima. Usut tuntas siapa dalang dan mafia sesungguhnya di balik sindikasi
kejahatan ini, serta tindak tegas oknum yang menyalahgunakan kewenangan untuk
mengambil keuntungan atau memeras! Bersihkan institusi Anda dari parasit-parasit
perusak!
SIKAT HABIS SINDIKAT INI SAMPAI KE AKAR DAN “BEKING”-NYA, TANPA PANDANG
BULU!
BAGIAN 6: PANGGILAN KEPADA PIMPINAN DAERAH (GUBERNUR DKI, JABAR,
BANTEN, dan Seluruh Indonesia!)
Kepada Yth. Para Gubernur,
Khususnya Gubernur DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, Anda adalah kepala daerah
yang bertanggung jawab penuh atas ketertiban, keamanan, dan kesejahteraan masyarakat.
Hasil investigasi kami jelas menunjukkan bahwa masalah ini menjamur di wilayah Anda,
menjadikan anak-anak Anda korban!
● Tindakan Konkret & Darurat: Kami menuntut Anda untuk tidak hanya bersuara, tetapi
mengambil tindakan konkret dan darurat! Bentuk satgas khusus yang melibatkan lintas
sektor (Kepolisian, Satpol PP, Dinas Sosial, Dinas Kominfo, Komisi Perlindungan Anak)
untuk memberantas sindikat ini secara terpadu dan berkelanjutan.
● Upaya Pencegahan & Rehabilitasi Menyeluruh: Mulai program pencegahan yang
masif, komprehensif, dan kreatif di sekolah-sekolah serta lingkungan rentan.
Sediakan
fasilitas rehabilitasi dan pembinaan yang layak bagi mereka yang terjebak dalam
lingkaran ini karena keterpaksaan ekonomi, agar mereka tidak menjadi korban berlapis.
● Libatkan Partisipasi Publik & Jamin Perlindungan: Jangan bekerja sendiri! Libatkan
komunitas, aktivis sosial, dan lembaga swadaya masyarakat secara aktif.
Dorong
terbentuknya kanal aduan yang aman, terpercaya, mudah diakses, serta LINDUNGI
SETIAP PELAPOR! Berikan dukungan penuh kepada aparat penegak hukum yang
berani memberantas sindikat ini sampai ke akarnya, tanpa pandang bulu.
BAGIAN 7: EVALUASI TOTAL LEMBAGA NEGARA PEMAKAN UANG RAKYAT! (Sebuah
Pertanyaan Serius)
Mana itu Komnas Anak? Mana itu Komnas Perempuan? Mana itu Komnas HAM?
Uang rakyat miliaran rupiah mengalir untuk operasional kalian, tapi peran kalian dalam wabah
eksploitasi ABG usia 13-20 tahun ini TIDAK TERASA, TIDAK EFEKTIF, dan TIDAK
MENYENTUH!
Kalian sibuk membela hal-hal yang tidak jelas, yang seringkali bias kepentingan,
tetapi diam, tumpul, dan absen saat anak-anak bangsa hancur di depan mata kita? Ini adalah
pengkhianatan terhadap amanah publik!
Jika lembaga-lembaga ini tidak mampu menjalankan fungsinya untuk persoalan sepenting dan
semendesak ini, yang melibatkan eksploitasi anak dan kejahatan terorganisir, maka KAMI,
RAKYAT INDONESIA, AKAN MENUNTUT EVALUASI TOTAL!
Bahkan, kita akan
pertimbangkan untuk MEMBUBARKAN
lembaga-lembaga “terompet” yang hanya bunyi pada kasus-kasus aneh dan membela tak
karuan, namun tumpul pada kejahatan nyata yang merusak generasi dan mencabik-cabik
martabat bangsa! Ini bukan lagi opini, ini adalah ancaman terhadap masa depan bangsa dan penggunaan anggaran negara yang sia-sia!
BAGIAN 8: PANGGILAN UNTUK BERGERAK! (KITA TIDAK BISA DIAM LAGI!)
Cukup! Kita tidak bisa lagi menunggu ‘oknum’ membersihkan ‘oknum’ atau berharap pada
lembaga bisu. Ini adalah penyakit sosial akut yang harus kita basmi bersama. Anak-anak kita,
saudara kita, adalah target mereka berikutnya jika kita diam.
Ini bukan lagi sekadar awareness atau tulisan viral. Ini adalah PANGGILAN PERANG
TERHADAP KEJAHATAN TERORGANISIR!
Saatnya kita, masyarakat, memutuskan untuk bersikap dan memulai GERAKAN
PEMBERSIHAN kita sendiri, yang cerdas dan terorganisir. Jika sistem diam, biarkan suara kita
yang berteriak.
Jika Anda setuju bahwa ini harus dihentikan, jika Anda muak dengan ketidakadilan ini, jika Anda
ingin mengambil kembali keamanan kota dan masa depan anak bangsa, mari kita bergerak
bersama!
BAGIAN 9: SERUAN UNTUK GERAKAN BERSAMA (AKSI KITA!)
1. AKSI PERTAMA: VIRALKAN WAJAH PELAKU (HUKUMAN SOSIAL & EFEK JERA)
Mulai hari ini, setiap kali ada pelaku lapangan (operator, eksekutor, penjaga) yang
tertangkap, jangan biarkan beritanya tenggelam. Sebar wajah mereka secara masif!
Jangan beri mereka ruang untuk bersembunyi. Biarkan mereka dihakimi secara sosial oleh lingkungan, keluarga, dan tetangganya. Buat mereka tidak punya muka lagi di
masyarakat agar ada efek jera!
2. AKSI KEDUA: PETAKAN LOKASI BAHAYA (INTELIJEN PUBLIK TERORGANISIR)
Kita adalah mata dan telinga yang paling efektif. Laporkan akun-akun MiChat predator ini
secara massal. Di media sosial, tandai dan sebarkan lokasi-lokasi hotel, losmen, kosan,
atau rumah kamuflase yang terkenal menjadi sarang mereka. Kita buat ‘PETA BAHAYA’
publik agar tidak ada lagi korban yang terjebak di wilayah itu!
3. AKSI KETIGA: TEKAN APARAT & PIMPINAN DAERAH (AKUNTABILITAS PUBLIK
SECARA KONSISTEN) Ini yang terpenting. Banjiri kolom komentar media sosial aparat
penegak hukum (Polri, Polda, Polres) dan akun resmi Pimpinan Daerah (Gubernur,
Walikota, Bupati) di wilayah Anda. Tanyakan dengan lantang, serentak, dan terus-menerus: “KENAPA SINDIKAT MICHAT DI WILAYAH ANDA MASIH
BEROPERASI? MANA DALANG DAN MAFIANYA? KENAPA TEMUAN MSI & KP3
POLRI DIDIAMKAN?! APA TINDAKAN KONKRET ANDA TERHADAP OKNUM YANG
TERLIBAT?!” Jangan beri mereka istirahat! Jangan biarkan mereka merasa nyaman
dengan ‘setoran’ mereka!
Kita muak dengan drama penangkapan ‘teri’ untuk pencitraan. Kita menuntut
AKARNYA DICABUT! BONGKAR SINDIKATNYA, SERET BEKINGNYA KE PENGADILAN!
USUT TUNTAS DALANG DAN MAFIANYA!
Jika aparat dan Pimpinan Daerah diam, berarti mereka adalah bagian dari komplotan atau
membiarkan kerusakan ini berlarut-larut. Dan kita, sebagai masyarakat, yang akan menjadi
hakim dan penentu arah perubahan.
SEBARKAN SURAT TERBUKA DAN MANIFESTO INI! Jangan
hanya dibaca! Salin, tempel, bagikan ke grup WhatsApp,
Telegram, jadikan status, jadikan utas di Twitter, TikTok,
Instagram! Tentukan sikapmu. Bersama, kita ambil kembali
keamanan kota kita, martabat bangsa kita, dan masa depan
anak-anak kita!
Tertanda,
Celoteh Abah (Megapolitan Strategis Indonesia / Komite Pendukung Presisi Polri (KP3)