Direktur utama Dharma Samudra Fishing Industries Tbk (DSFI) Ewijaya Merasa Optimistis Terhadap Prospek Dan Daya Saing Bisnis Olahan Perikanan RI Di Pasar Global

Direktur utama Dharma Samudra Fishing Industries Tbk (DSFI) Ewijaya Merasa Optimistis Terhadap Prospek Dan Daya Saing Bisnis Olahan Perikanan RI Di Pasar Global

- in Nasional
4
0

Jakarta, Kadin Indonesia Institute menggelar seminar dengan tajuk “Mengupas dan Mengimplementasikan Jalur Perdagangan Bilateral: Indonesia – UE dan Indonesia – AS ” dalam rangka Sosialisasi dam Persiapan Perjanjian Politik IEU- CEPA dan Kerangka Perdagangan Indonesia -USA di Menara Kadin Indonesia, Senin (04/07/25).

IEU-CEPA adalah dari Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement, yaitu perjanjian kerjasama ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa. Perjanjian ini bertujuan untuk memperkuat hubungan ekonomi kedua belah pihak dan memberikan manfaat melalui peningkatan perdagangan, investasi, dan kerjasama di berbagai sektor.

IEU-CEPA merupakan upaya strategis Indonesia untuk memperluas kerjasama ekonomi dengan salah satu mitra dagang utamanya, yaitu Uni Eropa, dengan tujuan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Sebagai salah satu narasumber Direktur utama Dharma Samudra Fishing Industries Tbk (DSFI) Ewijaya mengatakan tercapainya kesepakatan perjanjian perdagangan dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa merupakan usaha dan kerja keras dari pemerintah. Menjadi nilai plus bagi Indonesia untuk meningkatkan pangsa ekspor, imbuhnya.

Ke depannya kita harapkan tarif yang berlaku terutama dari Amerika Serikat bisa menjadi lebih rendah lagi sehingga produk yang dijual bisa lebih murah lagi ke pengguna akhir di Amerika Serikat, tambahnya.

Selain itu dari kedua kesepakatan tersebut tidak hanya membuka akses pasar, tapi juga membuka peluang investasi dari negara-negara tersebut ke Indonesia, bebernya.

Ewijaya merasa optimistis terhadap prospek dan daya saing bisnis olahan perikanan RI di pasar global. Saat ini pasar Amerika menjadi pasar utama disusul Eropa, Jepang dan Asia, pungkasnya.

Chairman Kadin Indonesia Institute
Mulya Amri, Ph.D., mengatakan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia optimistis kesepakatan kerja sama dagang antara Indonesia dan Uni Eropa akan mendongkrak angka net ekspor ke kawasan tersebut. Perjanjian dagang itu dimuat dalam Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).

Mulya menilai produk produk Indonesia bisa masuk sesuai dengan standar yang berlaku Eropa. Tentu ini khabar baik untuk produk UMKM kita dan banyak sekali produk produk UMKM kita yang punya pasar di Eropa. Mungkin dari segi standarnya masih harus ditingkatkan dan orang Eropa bersedia meningkatkan dari standar standar produk produk UMKM, imbuhnya.

Banyak produk produk yang mendapatkan preferensial atau keistimewaan tarif dalam hal perdagangan dan mendapatkan atensi khusus untuk didahulukan. Seperti produk produk UMKM, produk pertanian, produk perkebunan seperti sawit, kopi , kakao yang banyak dilakukan UMKM petani kecil, jelas Mulya.

Ke depan Kadin bisa bekerjasama bahu membahu dengan pemerintah untuk sama sama tingkatkan regulasinya agar produk produk kita makin kompetitif. Kita berusaha mempertahankan sektor sektor yang memperkerjakan banyak tenaga kerja. Kalau kita lihat dari segi apparel atau garmen dan footwear bisa memperkerjakan jutaan pekerja. Produk pertanian juga padat karya mempekerjakan jutaan pekerja.

Selain IEU-CEPA, kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat bisa berkontribusi terhadap net ekspor Indonesia. Dalam perjanjian yang disepakati kedua negara, Amerika Serikat memberikan tarif ekspor 19 persen kepada Indonesia. Kesepakatan ini juga menetapkan tarif 0 persen untuk beberapa produk impor AS ke Indonesia.

Kedua kesepakatan tersebut tidak hanya membuka akses pasar, tapi juga membuka peluang investasi dari negara-negara tersebut ke Indonesia, pungkasnya.

Mulya Amri meraih gelar Sarjana Arsitektur di Institut Teknologi Bandung. Kemudian, pada tahun 2004 mendapatkan gelar Master untuk bidang perencanaan kota di University of California, Los Angeles. Pindah ke Singapura untuk mengajar dan belajar program Ph.D. Kebijakan Publik di Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore dan lulus pada tahun 2016.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan dan Luar Negeri Pahala Mansury menilai perjanjian dagang dengan Uni Eropa merupakan momentum memperluas pasar ekspor. Ia menuturkan perjanjian ini bisa menjadi jalan keluar agar pasar ekspor tidak terlalu bergantung pada satu negara.

Dimana 3 kawasan utama tujuan ekspor Indonesia saat ini adalah Cina, Uni Eropa, dan Amerika Serikat. Namun, ia melanjutkan, ketergantungan Indonesia terhadap pasar Cina terlalu tinggi. Sementara itu, akses ke pasar Eropa dan Amerika masih perlu ditingkatkan. Dua kawasan tersebut memiliki potensi besar dengan populasi lebih dari 700 juta jiwa. Dengan kesepakatan IEU-CEPA, ia berharap peningkatan ekspor ke kawasan tersebut mampu mendongkrak net ekspor terhadap produk domestik bruto,” ujarnya.

Pemerintah telah menetapkan peta jalan penyelesaian IEU-CEPA, dimulai dari periode September 2025 hingga kuartal II 2026 untuk penyelesaian prosedur domestik di masing-masing negara.

Penandatanganan IEU CEPA ditargetkan berlangsung antara kuartal II hingga kuartal III 2026, dilanjutkan dengan proses ratifikasi dan penyusunan undang-undang oleh DPR RI pada kuartal II hingga kuartal IV 2026 dan implementasi penuh IEU CEPA ditargetkan dapat dimulai pada kuartal I 2027.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like

Dicky Wahyudi dengan Brand Crrante Cosmetic Sponsor Utama Acara Grand Finale Asia Model Festival oleh Face of Indonesia 2025 di Jakarta.

Post Views: 4,900   Dicky Wahyudi dengan Brand