Jakarta – Cosmopolitanpost.com – Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII) merayakan Hari Ulang Tahun ke-54 dalam sebuah ibadah syukur yang berlangsung sederhana namun penuh hikmat di GBI Cipulir, Jakarta Selatan. Acara ini diselenggarakan oleh PGLII Wilayah DKI Jakarta dan dihadiri oleh berbagai pimpinan gereja, sinode, lembaga aras nasional, dan tokoh-tokoh Kristen dari Jabodetabek.
Ibadah HUT yang berlangsung sederhana namun penuh makna ini mengangkat tema: “Semua Bangsa Harus Mendapat Kesempatan untuk Mendengar Injil” yang terinspirasi dari Roma 10:18, menegaskan kembali misi utama PGLII sejak berdiri pada 17 Juli 1971 yakni mewartakan Injil kepada segala bangsa.
Pengkhotbah utama dalam perayaan ini adalah Pdt. Dr. Tommy O. Lengkong, Ketua Umum PGLII, yang menyampaikan pesan Firman Tuhan dengan semangat misi yang membakar hati para hadirin. Sambutan juga disampaikan oleh Pdt. Prof. Dr. Daniel Ronda, yang menekankan pentingnya kesetiaan pada Amanat Agung serta panggilan untuk menjadi gereja yang relevan di tengah tantangan zaman.
Dalam sambutan pembukaan, Sekretaris Umum PGLII, menyampaikan ucapan syukur atas penyertaan Tuhan selama 54 tahun perjalanan PGLII dan memperkenalkan kepengurusan pusat periode 2025–2029. Prof. Ronda juga menyampaikan penghargaan kepada para tamu yang hadir, termasuk: Dirjen Bimas Kristen Kemenag RI, yang diwakili oleh Bapak Marvel Kawatu, pimpinan aras gereja nasional dalam Forum Umat Kristiani Indonesia (FUKRI), pimpinan sinode dan gembala jemaat di Jabodetabek, Pdt. Dr. Royke Bovie Rory, M.Th, bersama Gembala GBI Cipulir yang menjadi tuan rumah.
Penegasan Tema dan Keprihatinan Bangsa
Dalam sambutan Sekretaris Umum, PGLII kembali menegaskan khotbah yang disampaikan Ketum bahwa ciri utama kaum Injili adalah iman akan keselamatan hanya melalui Yesus Kristus, dan bahwa Injil harus diberitakan secara setia, kontekstual, dan menjangkau semua suku dan bangsa, termasuk melalui media digital.
Namun, PGLII juga menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap kondisi bangsa dan ciptaan: Korupsi dan kesenjangan sosial yang masih melanda Indonesia, intoleransi terhadap keberagaman dan kebebasan beragama, krisis ekologis akibat eksploitasi alam yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat.
Situasi ini, menurut PGLII, menuntut gereja hadir secara nyata sebagai suara keadilan, agen rekonsiliasi, dan penjaga keutuhan ciptaan sebagai bentuk ketaatan kepada Allah.
Misi Holistik dan Peran Profetis Gereja
PGLII menegaskan bahwa Injil bukan hanya kabar keselamatan pribadi, tetapi juga panggilan untuk membela martabat manusia dan merawat bumi ciptaan Tuhan. Gereja dipanggil untuk tidak netral, tetapi membawa terang Kristus dalam kasih dan keberanian, termasuk dalam menyuarakan kebenaran kepada pemerintah dan memperjuangkan kebijakan yang adil bagi semua lapisan masyarakat.
Ajakan untuk Kesatuan Kaum Injili
Dalam momen perayaan ini, PGLII juga menyerukan agar sekat-sekat sektarian ditanggalkan, dan agar gereja-gereja Injili semakin bersatu dalam pewartaan Injil dan pelayanan kasih yang berdampak bagi bangsa dan dunia.
Harapan dan Penutup: Perayaan HUT ke-54 ini menjadi momentum pembaruan panggilan pewartaan Injil, agar gereja dan lembaga Injili tetap setia menjadi terang, garam, dan pelayan bagi bangsa Indonesia di tengah dunia yang terus berubah.
Reporter: Fridris Jimson S