Jakarta, Cosmopolitanpost.com
Jakarta, 30 Maret 2023 – UOB Indonesia terus berupaya mendorong literasi dan inklusi masyarakat khususnya yang berkaitan dengan investasi. Hal Ini mengingat jumlah investor dalam negeri yang terus meningkat, terutama dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Namun di sisi lain pemahaman masyarakat terhadap pasar modal belum maksimal.
Head of Deposit & Wealth Management UOB Indonesia Vera Margaret mengatakan, masyarakat perlu mengenali risiko terlebih dahulu sebelum memulai investasi. Ada berbagai risiko yang harus dikenali, yaitu risiko diri sendiri maupun risiko dari produk yang akan diinvestasikan. Melalui pendekatan Risk-First, UOB Indonesia menekankan akan pentingnya keseimbangan antara risiko dan imbal hasil.
“Kadang kita tahu risiko kita, tapi lupa kalau produk punya risiko yang harus dipelajari. Dengan begitu kita bisa menikmati hasil investasi yang kita lakukan,” kata Vera di Teras Ramayana, Jakarta, Kamis (30/3/23) dalam media gathering bertajuk “Preserve and Grow Your Wealth Through Risk-First Approach”.
Sejalan dengan hal tersebut, Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2022 Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mengungkapkan, tingkat inklusi di pasar modal meningkat pesat, yakni dari 1,55% pada tahun 2019 menjadi 5,19% pada 2022.
Namun peningkatan inklusi tidak diiringi dengan tingkat literasi, di mana pada tahun 2022 tingkat literasi keuangan di sektor pasar modal turun menjadi 4,11% pada 2022 dari yang sebelumnya mencapai 4.97% pada tahun 2019.
“Melalui pendekatan Risk-First Approach, diharapkan memahami tingkat toleransi risiko pribadi yang dapat digunakan untuk mengelola portfolio keuangan dengan risiko yang lebih terukur” tambah Vera.

Adapun pendekatan Risk-First, terdapat tiga langkah dalam perencanaan keuangan yaitu melindungi, membangun dan meningkatkan.
Langkah pertama adalah melindungi (Protect) diri dan orang yang dicintai dengan alokasi dana yang sesuai dengan kebutuhan, solusi asuransi yang tepat, serta aset berisiko rendah lainnya.
Langkah kedua membangun (Build) kekayaan dengan portofolio investasi inti yang kuat. Skema ini dirancang untuk membantu mencari imbal hasil yang stabil guna mencapai tujuan fundamental dan jangka panjang, seperti investasi hari tua.
Dan langkah ketiga adalah meningkatkan (Enhance) nilai kekayaan dengan investasi taktis dengan membantu menangkap peluang pasar yang muncul.
Vera menambahkan, “Jangan lupa enhance dalam prinsip investasi, high risk high gain, artinya penuhi dulu langkah pertama dan kedua, baru langkah ketiga, jangan sampai terbalik, karena akan fatal jadinya”.
Berdasarkan Client Risk Profile (CRP) nasabah, UOB menerapkan strategi alokasi aset core dan tactical yang dapat membangun portofolio keuangan dan tingkat risiko masing-masing nasabah.
Untuk strategi alokasi core yang artinya memiliki risiko rendah, cenderung stabil dengan imbal hasil yang stabil, dirancang untuk nasabah dalam mencapai tujuan jangka panjang, karena secara alami tidak tergantung pada siklus pasar serta cenderung terdiversifikasi di seluruh kelas aset, sektor dan wilayah.
Sedangkan strategi alokasi tactical memiliki risiko lebih tinggi dan berfokus untuk menangkap peluang jangka pendek yang ditargetkan. Bertujuan pada pertumbuhan modal dan juga strategi penggabungan pendapatan. Startegi ini memiliki risiko tinggi, dengan hasil yang lebih tinggi.
“Intinya, apapun yang diambil, pentingnya literasi sebelum inklusi, pahami dan nikmati, pahami dulu produknya, baru nikmati hasilnya” tutup Vera.
Jurnalis : Hendra