Jakarta, Cosmopolitanpost.com
Jakarta, 8 Maret 2023 – Memperingati Hari Perempuan Internasional, Anggota DPRD Prov DKI Jakarta, dari Partai Solidaritas Indonesia [PSI] Eneng Maliyanasari ajak konstituen aksi damai di Kawasan Museum Sejarah, Kota Tua – Jakarta pada Rabu [8/3]. Aksiyang bertajuk #PerempuanBerdaya,JakartaBerdaya itumenyuarakan tuntutan dan aspirasi bagi kesetaraan perempuankhususnya di Jakarta.
“Dalam kurun waktu satu tahun, saya melakukan kegiatanmainstreaming gender di daerah pemilihan saya, Jakarta Barat 10 sekaligus mensosialisasikan Peraturan Daerah No. 08 Th. 2011 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak dari TindakKekerasan”.
Setidaknya, ada tiga tuntutan utama pada aksi Women’s March 2023 kali ini. Pertama, memperbanyak ruang terbukauntuk taman bermain dan bersosialisasi anak-anak sepertiRPTRA/Taman Maju Bersama di Jakarta. Mengingatbanyaknya Kawasan padat penduduk yang masih kesulitanuntuk melakukan aktivitas social bermasyarakat di wilayah.
“Warga saya di Kelurahan Pinangsia, misalnya. Merekatinggal di penggiran rel kereta api, rumah-rumah padat, dan ruang terbuka yang mereka bisa akses hanyalah kolong jalanlayang. Jadi, harus ada perhatian dari Pemprov akan hal itu,” kata Aleg PSI yang kerap disapa Milli ini menjelaskan.
“Tuntutan yang kedua,” lanjut Milli “Banyak dari perempuandi Jakarta adalah pekerja harian, ada yang buruh cuci, buruhpabrik dan lainnya. Saya menuntut agar pemerintahmenyediakan fasilitasi tempat penitipan anak gratis denganlokasi yang dapat dijangkau oleh warga, sebagai komitmenuntuk perlindungan terhadap anak dan perempuan/istri yang bekerja sebagai buruh harian.”
Sementara, tuntutan yang ketiga pada aksi aksi Women’s March yang berlangsung sekitar pukul 08.00 WIB, inimenuntut peluang kesempatan bekerja bagi perempuankhususnya Penanganan Prasarana & Sarana Umum [PPSU].
“Setiap kelurahan merekrut 40-70 pekerja PPSU dan lebihbanyak di dominasi oleh laki-laki, saya menuntut agar Pemprov DKI Jakarta memberikan 30% kuota penerimaanPekerja Penanganan Prasarana & Sarana Umum [PPSU] bagiPerempuan di Jakarta,” tegasnya.
Adapun tuntutan yang disampaikan oleh Sis Milli iniberdasarkan pada aspirasi yang ia serap di lapangan ketikamelakukan pelatihan atau Reses di warga.
“Pekerja PPSU adalah peluang pekerjaan yang dapat diaksesoleh warga di wilayah tempat tinggalnya, tidak semuakeluarga di Jakarta memiliki kepala keluarga laki-laki. Bagaimana dengan perempuan yang menjadi kepala keluargadan hanya memiliki anak perempuan?, harus ada kesempatanbagi perempuan,” pungkasnya.