Badan Kesira Partai Gerindra Sumut Sigap Bergerak Bantu Korban Bencana Sumatera
Medan, 15/12/2025
Badan KESIRA, Kesehatan Indonesia Raya Partai Gerindra Sumatera Utara aktif bergerak membantu warga terdampak bencana banjir longsor yang melanda Sumatera sejak tanggal 28 November 2025.
Hal tersebut dikatakan ketua Badan Kesira Sumatera Utara, Dr. dr. Ery Suhaymi, Sp.B, M.H.
“Sejak hari pertama banjir di kota Medan, kami Kesira Sumut dibawah koordinasi DPD Gerindra Sumut membantu evakuasi warga yang terjebak banjir. Lalu langsung membuka dapur umum yang setiap hari menyalurkan 300 nasi bungkus ke pengungsi. Ini kami lakukan nonstop selama dua minggu,” ujar Ery.
Selain dapur umum, lanjut Ery, team Kesira DPD Sumut membuka posko kesehatan di Medan dan memberikan perawatan kesehatan kepada warga di pengungsian. Juga sudah 3 kali memberi bantuan logistik dan pengobatan ke desa-desa terdampak bencana yang masih terisolir, bekerja sama dengan Yayasan Hati Emas dan Ikatan Dokter Indonesia, IDI Sumatera Utara.
“Kami juga mendapat bantuan obat-obatan dan sembako dari DPP Kesira di Jakarta, yang langsung kami salurkan ke daerah terdampak bencana di Tapanuli Tengah, Sibolga, Tapanuli Selatan dan Tapanuli Utara. Khusus untuk Aceh Tamiang, bantuan dari Jakarta itu kami bawa langsung bersama team tanggap bencana dari DPP Kesira,” jelas Ery.
Sekretaris DPD Kesira Sumatera Utara, drg. Shinta Anggraini, M.Kes menjelaskan bahwa korban bencana banjir longsor di daerah Aceh Tamiang selain membutuhkan bantuan sembako dan perawatan kesehatan, juga membutuhkan pendampingan untuk mental health mereka.
“Mental health para pengungsi korban banjir perlu diperhatikan. Karena peristiwa banjir bandang itu menimbulkan dampak trauma mendalam pada para korban,” ujar Shinta.
“Pada waktu kami team DPD Kesira Sumut dan team tanggap bencana DPP Kesira turun ke 9 lokasi di 6 desa Kabupaten Aceh Tamiang, kami disambut antusias oleh warga terdampak. Mereka senang karena melihat kami membawa bantuan sebagai bentuk kepedulian. Mereka merasa tidak ditinggalkan menderita sendirian,” jelas Shinta.
Menurut Shinta, dampak banjir bandang di Aceh Tamiang sangat parah, dan warga masih membutuhkan bantuan untuk pemulihan bencana.
“Mereka membutuhkan pasokan air bersih, peralatan masak, tikar, handuk, selimut, pakaian layak pakai, sarung dan bahan makanan,” terang Shinta.
Sedangkan Dr. Ery Suhaymi menyoroti penanganan pasca bencana khususnya relokasi rumah warga yang telah hancur akibat banjir.
“Relokasi dan pembangunan kembali rumah warga yang hancur perlu dipikirkan. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus segera membantu membangun kembali baik rumah, sekolah, tempat ibadah maupun infrastruktur yang hancur akibat bencana. Semua pemangku kepentingan atau stakeholders juga perlu dilibatkan dalam pembangunan kembali pasca bencana,” pungkas Ery.










