YOGYAKARTA, Cosmopolitanpost.com – 26 Juli 2025 — Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) bersama Aliansi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi (AKKOPSI) mencanangkan Gerakan Nasional Pembinaan Tempat Pengolahan Pangan Laik Higiene Sanitasi (PN-GPTPP-LHS) sebagai langkah nyata mendukung pembangunan berkelanjutan, khususnya program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sehat, aman, dan ramah lingkungan.
Pencanangan yang digelar di Hotel Alana, Yogyakarta ini dihadiri oleh berbagai tokoh nasional, perwakilan kementerian, organisasi profesi, dan pemangku kepentingan dari seluruh Indonesia. Gerakan ini tidak hanya simbolis — tetapi panggilan moral untuk menyelamatkan generasi bangsa dari ancaman penyakit akibat makanan yang tidak higienis.
“Pangan bukan hanya kebutuhan jasmani, tapi jembatan keberlangsungan generasi,” tegas Prof. Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M.Kes, Ketua Umum Pengurus Pusat HAKLI, dalam sambutannya.
SLHS dan Usulan Jabatan Baru untuk Pengawasan Sanitasi
Gerakan ini mendorong pentingnya penerapan Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS) sebagai standar wajib bagi seluruh Tempat Pengolahan Pangan (TPP), dari dapur industri hingga Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
HAKLI juga mengusulkan kepada Kementerian Ketenagakerjaan pembentukan jabatan Pengawas Sanitasi Internal TPP-SPPG, yang bertugas:
Memastikan kepatuhan terhadap standar sanitasi dalam proses produksi makanan.
Memantau pengelolaan limbah makanan dan kemasan.
Melakukan dokumentasi dan pelaporan atas potensi penyimpangan operasional.
Kolaborasi Nasional dan Dukungan Multi-Sektor
Acara ini mempertemukan para pengambil kebijakan dan pemimpin lintas sektor:
Ketua Umum AKKOPSI, Dadang Supriatna, menegaskan bahwa 30.000 SPPG di seluruh kabupaten/kota siap memproduksi MBG dengan standar yang layak.
Staf Ahli Gubernur DIY Bidang Hukum, Pemerintahan, dan Politik, Dr. Sukamto, menyampaikan bahwa program ini penting untuk membangun kesadaran dan mutu di tengah masih tingginya angka keracunan pangan di sekolah.
Dirjen BANGDA Kemendagri, BAPPENAS, dan Kementerian Lingkungan Hidup menyuarakan komitmen pemerintah pusat untuk mengawal regulasi dan integrasi lintas sektor demi penguatan program ini.
Ketua HAKLI DKI Jakarta, Muhadi, SKM, MKM, yang turut hadir dalam kegiatan ini, menyampaikan apresiasi tinggi dan menekankan pentingnya sinergi nasional:
“Gerakan ini bukan hanya tugas satu lembaga. Ini harus menjadi gerakan nasional yang terintegrasi — dari hulu ke hilir, dari regulasi ke praktik. Di DKI Jakarta sendiri, kami siap memperkuat pengawasan pangan di sekolah, dapur komunitas, hingga dapur industri.”
Ia juga menekankan bahwa sanitarian di daerah harus mendapat dukungan nyata, baik dalam bentuk pelatihan, perlindungan profesi, hingga sistem pelaporan yang efisien berbasis teknologi.
Peringatan Keras: Gagal Jalankan Ini Bisa Jadi Bencana
Melalui sambungan virtual, mantan Deputi Gubernur DKI Jakarta Margani M. Mustar, MSc memberikan pernyataan tegas:
“HAKLI memiliki keahlian dan integritas. Kalau program MBG ini dijalankan baik, dampaknya akan luar biasa. Tapi kalau gagal, ini bisa menimbulkan bencana nasional. Sudah saatnya semua profesi terkait ikut terlibat.”
Mengapa Semua Harus Dukung?
80% penyakit menular di Indonesia disebabkan oleh makanan dan lingkungan yang tidak higienis.
SLHS adalah bukti legal standar sanitasi — tetapi baru sedikit yang memilikinya.
Banyak dapur umum, kantin, warung, bahkan dapur MBG belum memenuhi standar dasar sanitasi.
Gerakan ini adalah kolaborasi:
Bagi masyarakat: pilih tempat makan bersih dan edukasi sesama.
Bagi pelaku usaha: ikuti pembinaan dan sertifikasi SLHS.
Bagi pemerintah: siapkan regulasi dan pembinaan sistematis.
Bagi sanitarian: tetap jadi garda terdepan untuk masa depan bangsa.
Pemantau HAKLI DKI Jakarta, Suwidodo, mendorong dengan penuh semangat:
“Ini bukan sekadar gerakan teknis, ini panggilan moral bagi seluruh bangsa untuk menjaga anak-anak kita, menjaga kualitas hidup, dan menjaga martabat pangan Indonesia.”
Dengan semangat kolaborasi dan komitmen lintas sektor, HAKLI dan AKKOPSI siap memimpin perubahan menuju sistem pangan yang sehat, aman, dan bermartabat — demi generasi Indonesia yang lebih kuat dan sehat.
Cuci tangan sebelum makan,
Jaga dapur tetap bersih.
Sanitasi bukan beban,
Tapi kunci hidup yang bersih.
Buang sampah jangan sembarangan,
Pisahkan limbah basah dan kering.
Sanitasi pangan jadi pegangan,
Agar generasi sehat dan cemerlang.
Resaksi