Oleh: Ps. Fridris Jimson S, S.Th
Isu ini sudah menjadi konsumsi publik yang memicu pro – kontra, tentu saja, sudah barang tentu ada yang setuju dan ada yang tidak setuju.
Perihal: Ketua Umum PDI PERJUANGAN Mengawati Sukarno Putri, mengeluarkan Instruksi Pelarangan Reatreat kepada seluruh Kepala Daerah usai di lantik Presiden RI Prabowo Subianto untuk Pelatihan ke Magelang,
Intruksi tersebut dituangkan dalam Surat Nomor 7294/IN/DPP/II/2025, yang diterbitkan pada Kamis, 20 Februari 2025, dan ditandatangani langsung oleh Megawati Soekarnoputri. Pelarangan itu, terjadi setelah beberapa jam Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, ditahan KPK sebagai tersangka dugaan suap Harun Masiku.
Yang menjadi retorical questions (pertanyaan retoris) : mengapa mesti dalam agenda Pelantikan, dan tiga faktor yang terjadi yang sulit dijawab karena dalam satu hari itu saja, Ada dua (2) faktor yang memicu perang konfrontasi politik yang terjadi, yaitu : mengapa pada saat pelantikan Hasto Kristiyanto Sekjen PDI Perjuangan ditahan KPK terkait suap Harun Masiku, serta di sudut lain, mengapa setelah Penahanan Hasto Kristiyanto beberapa jam Kemudian Megawati Soekarno Putri Ketua Umum PDI Perjuangan langsung mengeluarkan Instruksi Pelarangan terhadap Kepala Daerah dari Kadernya supaya jangan mengikuti Reatreat di Magelang?
Tentu itulah yang timbul dibenak hampir semua masyarakat Indonesia, masing-masing kita punya jawaban sendiri-sendiri, karena semua punya hak untuk memberikan jawaban walaupun itu tidak harus di ungkapkan ke publik.
Untuk itulah sebagai Warga Negara yang baik dan ber-etika, kita perlu menahan diri. tidak tersulut api emosional yang berdampak buruk pada diri kita dan orang lain di sekitar kita.
Untuk itu, mari mengambil sikap yang benar dan bijak sebagai Warga Negara yang baik dan daoat memahai kaidah berbangsa dan bernegara. yang sesungguhnya, tetap ada dalam kondisi dapat menenangkan hati (Katarsis), jangan mudah terpancing emosi. biar semuanya berjalan sesuai prosedu, tentu sekali jangan lupa tetap berdoa demi bangsa Indonesia yang kita cintai bersama.
Penulis merupakan Kadiv Pelmas & Kerohanian PEWARNA Indonesia DK Jakarta