Jakarta – Cosmopolitanpost.com – Acara Bedah Buku “Rahasia di Balik Penciptaan” bersama dr. Elly Engelbert Lasut, M.E.
GPdI Pasar Rebo, Jakarta Timur – Rabu, 2 Juli 2025
Dalam atmosfer yang penuh keteduhan dan penghayatan spiritual, ratusan peserta dari berbagai kalangan berkumpul dalam acara Bedah Buku “Rahasia di Balik Penciptaan” yang diselenggarakan oleh PEWARNA Indonesia. Dihadiri langsung oleh penulisnya, dr. Elly Engelbert Lasut, M.E., acara ini menjelma menjadi ruang kontemplatif yang memperdalam pemahaman tentang roh, jiwa, dan kasih Tuhan yang menyelamatkan.
Roh Tuhan menyala saat pikiran dan perasaan kontak, salah satu pesan kuat yang menggetarkan hati peserta adalah tentang bagaimana Tuhan bekerja — bukan sekadar lewat kata-kata, tetapi melalui kontak roh. Dalam ibadah, dalam nyanyian, dalam doa dan khotbah, roh Tuhan menjalar dari satu jiwa ke jiwa lain.
“Ketika pikiran dan perasaan kita selaras dengan Tuhan, kontak roh terjadi. Maka satu jiwa yang menyala bisa menyalakan jiwa-jiwa lain,” ungkap Elly Lasut.

Inilah yang menjelaskan mengapa ibadah bersama sangat penting. Kita datang dengan luka, duka, dan keletihan. Tapi di ruang penyembahan, satu jiwa yang berkobar bisa membawa terang bagi jiwa-jiwa yang nyaris padam.
Doa Bukan Hanya Suara, Tapi Gerakan Jiwa; Doa sejati bukan hanya soal ucapan, tetapi tentang gerakan jiwa yang menghubungkan seluruh eksistensi kepada Tuhan. Ketika seorang pendoa: Mengaktifkan memori kasih Tuhan; Menyelaraskan pikirannya pada kehendak Allah; Membiarkan perasaannya diterangi Roh Kudus; Menyerahkan kehendaknya secara total, maka doa itu menyembuhkan, menguatkan, dan menghidupkan.
Jiwa Diformasi, bukan diberi siap pakai jiwa manusia, seperti dijelaskan dalam buku ini, tidak diciptakan langsung sempurna. Jiwa adalah ruang proses: ia diformasi, dirawat, dan ditempa melalui relasi dan pengalaman hidup.
“Karena jiwa punya kehendak bebas, ia bisa jatuh. Tapi juga bisa bangkit kembali — karena Roh Kudus tidak pernah menyerah menyentuh manusia.”

Ini menjadi refleksi penting bahwa keselamatan bukan perkara instan, tapi perjalanan formasi jiwa menuju keserupaan dengan Kristus.
Pikiran dan Perasaan: Kanal Kehadiran Ilahi adalah Cinta, pengampunan, dan keadilan bukanlah konsep abstrak. Mereka adalah memori ilahi yang pernah ditanam dalam setiap manusia.
Bahkan bagi yang belum mengenal Yesus secara eksplisit: Mereka dapat merasakan cinta sejati; Mengenali kebenaran moral; Melakukan keadilan sosial
“Roh manusia pernah disentuh oleh Roh Allah,” kata Lasut.
Inilah alasan kasih itu mempersatukan, karena jejak kasih Tuhan tertanam di hati semua manusia.
Bagaimana Dengan Orang Benar yang Tidak Kenal Yesus?
Pertanyaan paling eksistensial pun diangkat: Bagaimana dengan mereka yang hidup benar, tapi tidak mengenal Yesus?
Jawaban teologisnya penuh pengharapan yaitu Tuhan tidak dibatasi oleh agama, ruang, dan waktu; Tuhan bekerja lebih dulu sebelum gereja, sebelum sistem misi; Tuhan telah menanam “sifat-sifat-Nya” dalam hati setiap manusia, maka keselamatan bukan soal label, tetapi soal relasi. Dan Yesus datang untuk seluruh umat manusia, agar semua yang mau percaya mengalami pemulihan sejati.
Kesimpulan Teologis: Roh, Jiwa, dan Tubuh Bersatu dalam Kasih
Buku dan pemaparan Elly Lasut membawa pesan yang utuh: tubuh, jiwa, dan roh dipanggil untuk bersinergi dalam terang kasih Kristus.
Roh menyala karena kerelaan kita untuk membuka diri sehingga Jiwa dilatih untuk memilih dan mencintai kebenaran
Tubuh menjadi saluran kasih dalam tindakan nyata, “Kasih Kristus yang melampaui segala pengetahuan itu, mempersatukan segala yang terpisah, menyembuhkan segala luka, dan mengarahkan jiwa pada tujuan kekal.”
Acara ini lebih dari sekadar peluncuran buku. Ia adalah panggilan untuk pembaruan rohani dan intelektual, sebuah ajakan untuk hidup dalam roh, menjangkau jiwa, dan menghadirkan kasih dalam dunia yang porak poranda oleh kekerasan dan ego.
PEWARNA Indonesia melalui acara ini kembali menegaskan jati dirinya: menghadirkan suara kebenaran yang menyala dari hati nurani, bukan sekadar laporan berita
Redaksi