
Proyek FOLUR Indonesia Terima Kunjungan Sekretariat GEF untuk Perkuat Koherensi Kebijakan dan Kemitraan Publik-Swasta untuk Sistem Pangan dan Pemanfaatan Lahan yang Berkelanjutan
Jakarta, 16 Juni 2025 –
Pemerintah Indonesia, bekerja sama erat dengan United Nations Development Programme (UNDP) dan Food and Agriculture Organization (FAO), mendorong pelaksanaan proyek Food Systems, Land Use, and Restoration (FOLUR) Indonesia. Inisiatif ini merupakan bagian dari program global selama tujuh tahun yang didanai oleh Global Environment Facility (GEF) dan dilaksanakan di 27 negara.
Hari ini, melalui proyek FOLUR, Kementerian Koordinator Bidang Pangan menyelenggarakan lokakarya nasional di Jakarta sebagai bagian dari agenda berbagi pengetahuan dan pembelajaran. Acara tersebut bertepatan dengan kunjungan resmi perwakilan senior dari Sekretariat GEF, Biro Regional UNDP, dan Kantor Regional FAO.
Bertema “Memanfaatkan Kemitraan Publik-Swasta dan Berbagi Koherensi Kebijakan Implementasi FOLUR Indonesia,” lokakarya ini mempertemukan sekitar 100 peserta dari berbagai kementerian/lembaga, sektor swasta, masyarakat sipil, dan organisasi internasional. Mengingat proyek ini telah berlangsung sejak 2022, acara ini menjadi ajang untuk meninjau capaian jangka menengah proyek, berbagi pembelajaran, dan memperkuat kolaborasi lintas sektor.
Dr. Nani Hendiarti, Deputi Bidang Keterjangkauan dan Keamanan Pangan Kementerian Koordinator Bidang Pangan, selaku Ketua Komite Pengarah Proyek FOLUR Indonesia, menekankan kemitraan internasional sebagai pilar utama dalam upaya menanamkan keberlanjutan ke dalam rantai nilai komoditas utama Indonesia.
“Pencapaian transformasi sistem pangan memerlukan sinergi yang kuat antara kerangka kebijakan Indonesia dan kolaborasi lintas sektoral. Kemitraan ini, yang didukung oleh GEF dan didorong di lapangan oleh UNDP dan FAO, merupakan mesin penting untuk menciptakan perubahan yang dapat diskalakan dan direplikasi yang memberdayakan produksi komoditas berkelanjutan sekaligus melestarikan keanekaragaman hayati,” ungkapnya.
Lokakarya ini terdiri dari dua sesi utama, yaitu i) Kemitraan Publik-Swasta (Public Private Partnership/PPP) dan Kemitraan Publik-Swasta-Masyarakat (Public-Private-Community Partnerships/PPCP); dan ii) Lokakarya Pendalaman tentang Koherensi Kebijakan. Sesi PPP /PPCP menampilkan model pembiayaan yang inovatif, praktik bisnis yang inklusif, dan sistem pendukung petani yang menunjukkan bagaimana sektor swasta dapat mempercepat keberlanjutan dalam lanskap pertanian. Sementara itu, sesi Koherensi Kebijakan menggarisbawahi pentingnya penyesuaian implementasi FOLUR dengan prioritas pembangunan nasional Indonesia dan komitmen global, termasuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), target mitigasi perubahan iklim, dan Kunming-Montreal Biodiversity Framework.
“Indonesia menunjukkan kepemimpinan yang kuat dalam mengintegrasikan tujuan keanekaragaman hayati, iklim, dan pertanian berkelanjutan melalui platform FOLUR. Kemajuan yang dicapai dalam menyelaraskan kemitraan publik-swasta dan perencanaan tata guna lahan menunjukkan bahwa sistem pangan transformatif dapat dicapai dengan memprioritaskan koherensi kebijakan dan kolaborasi tingkat lanskap,” kata Dr. Peter M. Umunay, Thematic Lead, Food Systems and Land Use, GEF Secretariat.
Proyek FOLUR Indonesia berupaya untuk mempromosikan praktik pertanian yang lebih berkelanjutan dan inklusif melalui pendekatan Pengelolaan Lanskap Terpadu (Integrated Landscape Management/ILM), sebuah strategi yang menyeimbangkan prioritas lingkungan, sosial, dan ekonomi di seluruh lanskap untuk mendukung tujuan produktivitas dan konservasi. Proyek ini dilaksanakan di lima provinsi dan lima kabupaten: Aceh (Aceh Tengah), Sumatera Utara (Mandailing Natal), Kalimantan Barat (Sanggau), Sulawesi Selatan (Luwu), dan Papua Barat Daya (Sorong), yang sangat penting bagi ketahanan pangan, keanekaragaman hayati, dan ketahanan iklim Indonesia.
“Koherensi kebijakan memerlukan keterlibatan dan penyesuaian di semua tingkat pemerintahan, dari tingkat nasional hingga tingkat desa. Kami berkomitmen untuk membina dan mendukung para kampiun lokal yang berperan sebagai pendorong utama untuk implementasi kebijakan nasional, provinsi, dan kabupaten yang efektif di tingkat akar rumput. Pekerjaan ini hanya mungkin dilakukan melalui kolaborasi yang kuat dengan lembaga pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat,” kata Ibu Ratna Sari, National Project Manager FOLUR.
Berbagai kemajuan telah dicapai di lapangan. FOLUR Indonesia telah menyelesaikan beberapa studi, termasuk Targeted Scenario Analysis (TSA) dan penilaian Nilai Konservasi Tinggi/Stok Karbon Tinggi (HCV/HCS) di tiga yurisdiksi: Aceh (Aceh Tengah), Sumatera Utara (Mandailing Natal), dan Sulawesi Selatan (Luwu). Studi ini memberikan landasan ilmiah untuk perencanaan tata guna lahan berbasis bukti yang mendukung petani dan melestarikan ekosistem kritis melalui Pengelolaan Ekosistem Berkelanjutan (Sustainable Ecosystem Management/SEM).
Momentum terus berlanjut, di mana proyek telah mencapai hampir 70% dari target pembiayaan bersama (co-financing), yaitu 93,7 juta Dolar AS dari 132,5 juta Dolar AS yang ditargetkan, mencerminkan dukungan finansial yang kuat dan kepemilikan bersama. Proyek FOLUR juga telah membantu memperkuat partisipasi sektor swasta, dengan lebih banyak perusahaan yang berkomitmen terhadap rantai pasok yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Pada saat yang sama, program pengembangan kapasitas membekali pemerintah daerah dan bagian perencanaan dengan keterampilan untuk merancang dan mengimplementasikan strategi tata guna lahan terintegrasi yang selaras dengan tujuan lingkungan dan pembangunan.
Dengan menggabungkan dialog inklusif, reformasi tata kelola, dan investasi katalitik, FOLUR Indonesia membuka jalan menuju sistem pangan yang tangguh, adil, dan positif terhadap alam. Upaya ini mendukung prioritas pemerintah untuk mencapai swasembada pangan nasional sekaligus memperkuat kepemimpinan Indonesia dalam platform FOLUR global dan komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan, aksi iklim, dan konservasi keanekaragaman hayati (*).
***
Tentang UNDP :
UNDP (United Nations Development Programme) adalah organisasi utama Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memimpin upaya untuk mengakhiri ketidakadilan akibat kemiskinan, ketimpangan, dan perubahan iklim. Dengan jaringan luas para ahli dan mitra di 170 negara, kami membantu negara-negara membangun solusi terpadu dan berkelanjutan bagi manusia dan planet ini. Pelajari lebih lanjut di undp.org atau ikuti @UNDP.
Tentang FOLUR Indonesia:
Proyek FOLUR di Indonesia adalah inisiatif selama 7 tahun yang didukung oleh Global Environment Facility (GEF) dan merupakan bagian dari upaya global di 27 negara. Proyek ini mendorong produksi berkelanjutan komoditas kelapa sawit, kopi, kakao, dan padi melalui pengelolaan lanskap yang terintegrasi. Dengan memperkuat petani kecil, mendorong inklusi gender, dan melindungi hutan bernilai tinggi di lima yurisdiksi, FOLUR mendukung agenda pertumbuhan hijau Indonesia dalam RPJMN 2025–2029. Proyek ini bertujuan membangun model produksi bertanggung jawab yang dapat direplikasi dan memberikan manfaat bagi manusia dan lingkungan. Pelajari lebih lanjut di folur.id atau ikuti @folurindonesia di Instagram.