Pdt. Dr. Elider, Tampubolon: Berkotbah bukan hanya Tugas Pendeta

Pdt. Dr. Elider, Tampubolon: Berkotbah bukan hanya Tugas Pendeta

- in Agama
74
0

 

Jakarta – Cosmopolitanpost.com  – Masih banyak yang beranggapan bahwa berkotbah hanyalah tugas Pendeta. Namun tidaklah demikian halnya bagi Gembala Sidang Gereja Bethel Indonesia (GBI) Volker, Pdt. Dr. Elider Tampubolon. sehingga sebagai hamba Tuhan yang menyadari betul bahwa semua orang Percaya yang sudah dewasa harus bertanggung jawab menjalankan Amanat Agung Tuhan Yesus.

Relevan dengan Tema GBI Sehati Menuntaskan amanat Agung Yesus Kristus, untuk itu perlu belajar Firman Tuhan secara mendetail, agar bisa berkotbah, tentu saja bukan asal berkotbah melainkan punya perbendaharaan yang baik akan Firman Tuhan serta pengetahuan yang benar dan baik, untuk dapat mempersiapkan serta menyuguhkan Firman Tuhan sebagai makanan rohani jemaat melalui kotbahnya di gereja setempat juga jika Tuhan percayakan di gereja lain atau di tempat lain sehingga mudah dipahami dan dicerna oleh pendengar kotbah yang disampaikan. Itulah alasan beliau yang kuat sehingga pada hari kedua Kamis (20/3/2025) Pukul
19.00 s/d 21.00.Wib, di selenggarakan kelas Homilitik (ilmu berkotbah) di GBI Volker.

Pdt. Dr. Elider Tampubolon, Menegaskan , semua harus bisa berkotbah, bukan hanya Pendeta, untuk itu perlu belajar homilitik yaitu bagaimana cara berkotbah yang baik, baca Firman Tuhan secara rutin dan teratur, persiapkan kotbah dengan baik, minta berdoa, minta bimbingan Roh Kudus, agar kotbah tersampaikan dan memberi para pendengar agar mereka dapat bertumbuh dengan benar seperti yang Tuhan mau, katanya”.

Ada empat (4).merhode yang harus diterapkan dalam menyampaikan kotbah antara lain : emporomtu speech (kotbah langsung tembak) artinya tidak di pernah di diduga, kita langsung di suruh kotbah ; memorized speech ( selalu itu yang dikotbahkan ber-ulang-ulang) ; Reading Speech (metode membaca teks : dengan melengkapi banyak bacaan) dan yang terakhir merhode Extemporer (berkotbah membawa catatan), ujarnya”.

Selain itu penyusunan struktur kotbah harus teratur; ada topik (tema), pendahuluan, pokok pembahasan, kalimat peralihan dan kesimpulan dari kotbah yang kita sampaikan, sehingga kotbah tidak lari dari maksud dan tujuannya. Katanya lagi’.

Dalam sesi diskusi santai tapi serius dibahas apa yang menjadi kendala jika kotbah tidak bisa tersampaikan dengan baik, semua setuju karena tidak ada persiapan, tidak menjaga kekudusan, banyak kata – kata yang di ulang-ulang seperti Haleluya, puji Tuhan, saudara -saudara dan pertanyaan: ada amen, dan gaya berkotbah.

Perlu diketahui kelas Homilitik ini berlangsung selama delapan (8) kali pertemuan.

Reporter: Fridris Jimson S

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like

*Sinergi TNI-Polri Perkuat Keamanan Ibukota: Kunjungan Korem 052/Wijayakrama, Kodim 0502 JU dan Kolinlamil di Hari Bhayangkara ke-79*

Post Views: 9 ‎ ‎*Jakarta Utara – Cosmopolitanpost.com